Rabu, 25 Juli 2012

Belajar Wirausaha "ini ceritaku di Lombok"

Pengalam Usaha di Lombok
Menjadi Pengusaha
Berikut ini aku akan berbagi dedikit tentang pengalaman yang pernah aku alami tentang membangun usaha, pengalaman ini semoga bias memberikan motivasi kepada kawan –kawan untuk membangun usaha. Tidak perlu yang mewah tapi sederhana aja dulu usahanya, dan berikut ini pengalaman aku.

Aku mememulai usaha ini bersama kawan aku dari Lombok, namanya Irfan , hidup di Lombok sama susahnya dengan hidup di Jakarta, biaya hidup di Lombok juga mahal disini Jakarta harga bakso Rp.7000,- tapi dilombok baksonya udah sampe harga Rp.10.000,-
Dari hal itu aku dan kawan aku terinspirasi untuk membangun usaha “ Berhitung Cepat “ pertama kali mengajar berhitung cepat, rasanya grogi daeg-degan dan parahnya uapah yan kami terima hanya Rp.20.000,-, tapi kamu tetep bersyukur, setelaha lama kami menjalani usaha ini, akhirnya ada seorang wakil kepala sekolah yang tertarik dengan dengan kami, dia juga punya usaha yang dikasih nama “Jarimatika “ , menurut aku dia orang yang sangat hebat dan sangat ulet, dia mengajari kami cara mengajar dan berbagai trik berhitung cepat lainnya, kemampuan kami ini sangat bermanfaat dalam proses mengajar nantinya.
Pada bulan maret kami memulai berani ke sekolah sekolah untuk  di sekitaran mataram, kadang kami di usir karena tidak punya izin dari kepala sekolah, bahkan kadang kami di caci maki dan juga pernah kami tidak di bayar, namun hal itu gak bikin kami prustasi atau menyerah.
Rumus menjadi pengusaha
Hari demi hari kami lewati dengan susah senang ^_^ , dan respon postif kami mulai dapatkan dari beberapa sekolah di mataram, tapi bukan sekolah unggulan, Cuma sekolah pinggiran sih, tapi gak apa-apa, yang penting ilmu kami sudah mulai dihargai, dan yang semakin meningkatkan semangat kami Jarimatika tempat kursus yang kami bangun bersama dapat naungan dari Walikota Mataram, karena ini nih jarimatika kami mulai banyak orderan, bahkan sudah tembus ke sekolah unggulan, sampai per-minggu omset kami Rp.600.000,- soalnya per-siswa kami pungut bayaran Rp.25.000,-. Ya tidak di sangkal kami mulai kewalahan sih hehehe, nah karena itu kami mulai mencari anggota baru yang kami latih agar bisa mengajar dan mahir berhitung cepat, dan  sampai anggota yang mendaftar sebanyak 33 orang.karena bertambahnya anggota otomatis pendapat kami juga mulai meningkat sebesar Rp.600.000 –Rp.1. 000.000,- per-minggu, selama 3 bulan kami berjuang sama-sama, dan jarimatika kami mulai diminati oleh berbagai macam kalangan, dan banyak anggota kami yang di tarik untuk menjadi guru les di tempat kursus-kursus, ada juga yang mulai membuka les privat, bahkan kami juga menambah mata pelajarn les bahasa inggris “ Mantap Bukan ?“. dan pada suatu hari di bulan September, kami di telpon oleh direktur sebuah instansi yang yang mengirim mahasiswa ke jepang, direktur ini bercerita bahwa “ kendala mahasiswa di instansi tersebut adalah matematika, susah banget untuk mengajar mereka berhitung dengan cepat, astaga bahkan ada yang tidak bisa perkalian ? “ curhat direktur ini, kata ku kaget.  “What “? Kata ku kaget hehehe… mahasiswa apa itu pak ? Tanya ku, ternyata mahasiswa ini adalah anak anak piggiran yang kurang mampu lah.
Singkat cerita lah, direktur ini menawarkan kami untuk mengajar mahasiswa yang akan di kirim ke jepang ini selama 3 bulan dan 12 X Pertemua, jadi di hitung hitung kami di kontrak Rp.7.000.000,- “ Mantap” katakau dalam hati heheheh…namun setelah kami mengajar selama 3 Bulan ini, kami tenut mengharapkan bayaran kami, dan ternyata sampai seminggu belum juga di bayar, sebulan kemudian belum juga di bayar, akhirnya kami menelpon pak direktur ini untuk menanyakan soal pembayaran ini, waktu itu malam hari tempatnya dirumahku kurang lebih perbincangannya seperti ini :
Kami : “Hallo pak, Assalamualaikum, bener ini pak “bla-bla”.
Dir : “ Wa’alaikum salam, ia bener ini aku, dengan siapa ? “
Kami : “ oh ini, kami yang mengajar berhitung  cepat pak. Kami mau nanya, apa gaji kontrak yang 3 bulan lalu itu udah di bayar ? “.
Dir : “ Oh sudah mas, udah seminggu setelah selesai mengajar “
Waaww, dahsyat. Kami terdiam dan tercengang-cengang, kok bisa ?, langsung aja kami yang khususnya mengajar di les tersebut, berunding. Dan kami memutuskan besok kita harus tanyakan ke pak Wakil Kepala sekolah, dan esok harinya kami bertemu sama pak wakil kepala sekolah ini, kami mencoba untuk bertanya baik-baik “pak  kemarin kami menelpon pak direktur itu, katanya gaji yang 7.000.000 itu udah di bayar ?”, dengan santainya bapak ini menjawab oh iya, besok aku bagikan, kami tidak bisa menerimanya besok, kami minta untuk dibagikan hari ini, dan bapak ini menolak, soalnya uang yang 7.000.000 ini dia gunakan sendiri, tanpa seizing kami, sebagai anggota yang bekerja. Dari mulai hari itu, kami mulai membubarkan diri dari jarimatika ini, bapak wakil kepala sekolah ini pernah berkata, yang akan selalu aku ingat sepanjang hidup aku.
1.    “ disini kita semua menghidupkan jarimatika, tapi bukan cari hidup dari jari matika”, faktanya : dia yang mencari hidup dari jarimatika.
2.    “  jarimatika ini Ibarat perahu dan penumpangnya itu kita semua, jangan pernah membocorkan perahu ini, jika ada salah satu dari kita yang membocorkan maka perahu ini akan tenggelam “ , faktanya : dia yang membocorkan perahu ini.
Dari pengalaman ini aku menyimpulkan bahwa dalam menjadi pengusaha kita harus jujur, dan sabar serta saling menghargai, serta tidak menyerah jika menemukan hambatan, semua ujian yang kami alami adalah cobaan agar kita semakin kuat dan bangkit dari keterpurukan.
Setelah lama kami meniggalkan jarimatika ini, kami mencoba usaha lain dari service computer bahkan sampai menjejal menjual makanan, hehehe… coba-coba. Suatu hari di unram dibuka pendaftaran untuk berwira usaha dengan modal yang diberikan 6.000.000 rupiah, waw… segera aja kami membuat proposal, namun yang membuat proposal ini teman aku namanya zul, maklum dia berpengalaman dalam pembuatan proposal, heheeee, manfaatin niyeee..
Pelajar mania
Singkat cerita proposal kami tembus dan seminggu kemudian uangnya cair dah, nah disini nih menagemen keuangan dibutuhkan banget, kami pertama kali menetapkan apa saja yang harus kami beli, pertama kami harus membeli grobak mi ayam, “ maklum di proposal kami , kami ingin membuat warung mie ayam “, kemudian kami membeli mangkok, dan berbagai macam yang dibutuhkan. Sampai uang yang 6.000.000 itu sisnya hanya 500.000,- wawawaw, kok habis begitu saja ?.
Hari  senin, tanggal 28 Januari, kami belajar bikin mie ayam sama yang ahlinya, pertama kali buat mie ayam kami gagal, rasanya gak karuan lah, kami coba lagi yang kedua kalinya , wah mantap rasa mie ayam kami mulai enaklah. Makanya pada tanggal 2 Februari kami buka jualan mie ayam tampatnya di saying-akung, heheh. Pertama kali jualan sih deg-degan nih, soalnya takut rasanya gak enak, dan orang orang gak suka. Waktu itu kami buka jualan kebetulan lagi maulid nabi Muhammad , jadi rame. Orang orang banyak yang mampir.
Petama kali aku bikin mie ayam buat pelanggan aku deg-degan , dan mie-nya jatuh terus gak bisa kerangkat, bahkan ada yang lupa aku kasih kecap dan saosnya, parah banget dah… tapi seru , nikmatnya itu ketika kita dapat bayaran dari orang. Setelah 1 bulan berjalan kami mulai menghitung pendapatan kami, dan ternyata uang yang kami kumpulkan dari jualan mie ayam itu 1000.000 lebih lah . di bulan ke dua ternyata pendapatan kami menurun menjadi 500.000,- wah, jauh banget bukan, ini karena kami disibukkan oleh kuliah kami, dan buka jualan yang kadang telat, juga banyak kendala seperti hujan, yak arena hujan tempat jualan kami banjir, hehehe… sekarang aku gak tau jualan itu masih ada apa egak ?, soalnya aku kan ke Seamolec buat belajar, hehehe… semoga aja mereka masih jualan. Aminnn… :D
Baru 1 hari di Seamolec waktu itu ada outbound eh malah ada kegiatan entrepreneur, kami disuruh menjual balpoin yang harganya 2.500, dengan harga setinggi-tingginya, wawawa ini sangat tidak mungkin bagi aku. Kami di bagi kelompok untuk jualan , kebetulan kelompok aku itu ada Reza dan Vidi. Muter muter kami mencari orang yang ingin kami tawarkan dan akhirnya ada orang yang di Fakultas III di UT, yang kami tawarkan, awanya kami ragu ragu, tapi kami akhirnya menawarkan juga, dan Alhamdulillah dengan tutur kata yang sopan dan teknik jualan yang kami diajarkan kami menjual balpoin seharga 2.500 nih, dengan harga 50.000,- Mantap bukan, tapi cuman satu orang, L
Esok harinya kami menawarkan balpoin ini juga ke pak “anoname”, nah bapak ini cerewet dan banyak Tanya, bikin jengkel aja sih, tapi kami harus sabar, berbagai macam cara kami jelaskan bapak ini tetap saja kurang jelas, namun di penghujung akhirnya dia membeli juga nih balpoin + buku seharga 60.000, dan cuman itu yang bisa kami jual di hari itu, tapi syukur dah yang penting mantaaap…
Cuma itu yang bisa aku bagikan, jika ada saran hubungi aja informasi profile aku di halaman ini ya.
Begitulah cerita jualan ku.



Nama      : Ahmad Subki
Alamat    : Mataram, Nusa Tenggara Barat.
TTL        : 11 November 1992
Jurusan   : TKJ
Pernah bersekolah di  : SD 3 Midang / SMP 8 Mataram / SMA 5 Mataram / AMIKOM Mataram

Posting Komentar

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 BLOG BATCH 6 SEAMOLEC is proudly powered by blogger.com | Design by Batch 6 Seamolec Published by Template Blogger